Minggu, 24 September 2018
2 mingguan ini aku di Jakarta. Sebenarnya kegiatan utamanya ngikutin diklat, tapi sidejob untuk kaki panjang keliling kota kudu harus jalan lah ya. Even beberapa tempat sudah pernah aku kunjungi, tapi gapapalah ngulang kembali. Itung-itung nostalgia di Batavia. Yaelah....
Aku mo cerita tentang Wisata Kota Tua nih. Sejak masih di Mamuju, sering browsing apa lagi sih tempat yang asyik di Jakarta dan belum aku datangi. Ada 2 yang masuk prioritas. Pertama, Museum MACAN (Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara). Kedua, Wisata Kota Tua.
Sampe Jakarta aku harus menerima kenyataan kalo Museum Macan lagi off sampe tanggal 17 November karena ada renovasi. Yo wes lah.... Aku ke Kota Tua saja.
Apa sih yang menarik di Kota Tua? Apa yang membedakan dengan wisata lain di Jakarta?
Pertama, masuknya gratis dan lokasinya mudah di akses karena di tengah kota. Kalo naek kereta turunnya di Stasiun Kota dan tinggal nyeberang jalan kaki saja. Aku nggak tau rute kalo naek Trans Jakarta, karena kemana-mana milih naik kereta. Lebih nyaman, nggak kena macet, dan murah. Untuk perbandingan nih ya, naek GoJek dari daerah Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata sekitar 50 ribuan. Bonusnya capek duduk dan macet. Kalo naek kereta dari Stasiun Kalibata ke Stasiun Kota cuma 3000 rupiah. Lumayan menghemat kan untuk yang backpackeran. Naek Trans Jakarta juga murah kok. Yang penting rajin nanya-nanya jalur saja. Nggak usah malu, karena warga Jakarta sendiri banyak nggak hafal jalur-jalur transportasi umum.
Kedua, banyak musiumnya. Ada Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bank Indonesia. Gratis dan buka hanya sampe jam 4 ya.
Ketiga, arsitektur bangunannya yang kuno keren banget untuk foto-fotoan. Tapi sebaiknya jangan datang saat hari libur atau weekend. Crowded luar biasa. Bikin males lihat banyaknya orang. Spot foto juga terbatas karena kiri kanan depan belakang penuh orang.
Keempat, kalo mau nongkrong ngopi ada beberapa kafe asyik. yang besar ada Kafe Batavia. Disain interiornya lumayan keren. View depannya banyak dijadiin background foto-fotoan.
Kelima, ada sepeda-sepeda jadul yang disewakan dan bisa kamu pakai keliling-keliling kota tua. satu jam .... lengkap dengan topi warna warni ala noni-noni Belanda. Trus ada juga beberapa orang dengan dandanan lucu dan atraksi menarik seperti yang banyak ditemui di Jalan Asia Afrila Bandung. Bisa foto-fotoan dan ngasih tips seikhlasnya.
Keenam, ada live musik dari para seniman yang biasa nongkrog disitu. Kalo pede dengan suara sendiri, boleh kok minta diiringi nyanyi satu dua lagu.
Ketujuh, disana banyak ngumpul para seniman dan komunitas. Orangnya lumayan ramah-ramah dan welcome. Jadi kalo kamu suka ngobrol dan kongkow ngabisin waktu, bisa tuh ngobrol saja sama mereka. Santai. Bisa sambil selonjoran di pinggir jalan. Dan mereka akan banyak cerita tentang sejarah Kota Tua yang akhirnya jadi salah satu destinasi wisata.
Nah itu dia keunikan Kota Tua. Sayangnya kalo siang atau sore lumayan panas karena di bagian tengah nggak ada pohon-pohon besar. Menurut Mas Ballon, seniman kafe yang nyambi jualan benda-benda dari goni di Kota Tua, dulunya wilayah situ lumayan hijau. Di pinggir-pinggir jalan masih ada pohon besar dan pohon-pohon kelapa, Sayangnya setelah ditata dan direnovasi, pohok-pohon iti juga ditebangin. Jalannya di paving semua. Aku yang pecinta kehijauan hanya bolak balik nyeselin pohon-pohon yang hilang. Ngebandingin dengan Singapore yang tetap mempertahankan pohon-pohon tuanya dengan memasang penopang besi kiri kanan supaya tidak roboh.Sayang yaa....
Fasilitas lainnya yang tidak terurus adalah musholla dan toilet. Tempatnya dijadikan satu, sempit, dan jujur sangat tidak nyaman kalo sholat disitu.Ada sedikit rasa jijik dan tidak yakin dengan kebersihan disitu. Kalo masuk jam sholat, kita harus ngantri, trus saat keluar dari empat wanita, harus melewati lorong sempit tempat pada cowok yang habis wudhu berdiri ngantri mau masuk sholat. Haduuuh..... harus jadi perhatian khusus pengelola nih.
(foto-foto nyusul ya....)