(Surat Cinta Pertama untuk Kakak Rivas)
Dear Kakak Rivas,
Sore ini Mami sedang duduk di tempat parkir samping Hotel Tipalayo. Duduk di kursi rotan tua yang catnya mulai memudar terkena terik matahari, dan tentu saja di temani secangkir besar teh panas yang asapnya masih mengepul.
Kakak sayang,
Kakak ingat gunung di depan hotel yang sering kita lihat sore hari, kalau duduk-duduk di parkiran seperti sore ini? Gunung yang indah itu sekarang tertutup bangunan jelek di seberang jalan, yang ditutupi seng dan papan-papan. Betul-batul merusak pemandangan. Padahal dulu kita sering ngafe (minum susu coklat dingin ala kafe) di parkiran ini sambil menebak-nebak bentuk awan yang ada di atas gunung sana. Kakak senang dengan awan putih besar yang berbentuk beruang gendut. Kalau adik Farrel paling suka dengan awan hitam bercampur sedikit warna putih yang berbentuk jerapah. Mami sendiri masih sering bingung menebak kira-kira awan yang diam tidak bergerak itu berbentuk apa ya?
Kakakku sayang,
Rumput Jepang disela-sela tempat parkir yang berbentuk kotak-kotak sudah mulai lagi ditumbuhi rumput liar. Sudah seminggu ini Mami males menunaikan tugas sampingan sebagai tukang kebun. Mas Salim yang bertugas seperti biasa pura-pura tidak tahu rumput liar mulai tinggi, kalau Mami belum mulai ngomel mengingatkan.
Kakak ingat pohon mawar di dekat tembok dan melati yang menjalar di tembok depan? Biasanya kalau malam, capek bermain sepeda di parkiran, Kakak dengan Adik mulai menjarah bunga-bunga cantik itu.
"Satu untuk Mami, yang satu untuk Oma." Adik Farrel dengan Kakak selalu memetik 2 mawar yang paling besar untuk dikasih ke Mami dan Oma. Setelah itu, tangan dan kantong Mami akan penuh dengan bunga mawar dan bunga melati yang bolak balik dipetiki. So sweet..... Tidak peduli pada Oma yang berteriak protes lihat mawar dan melatinya jadi gundul gara-gara sang cucu tersayang.
Sekarang, pohon mawar dan melati itu jadi rimbun dengan bunga. Warna dan aroma bunga yang menggoda selalu membuat tamu-tamu hotel berhenti sejenak hanya untuk sekedar mengagumi.
Keluarga kodok yang biasanya dikejar-kejar adik Farrel trus dimasukkan ke kantong plastik untuk dipelihara, sekarang jarang terdengar suaranya. Mungkin mereka juga bersedih, karena tidak ada lagi dua anak kecil yang berlomba menangkap mereka dengan ganas di antara rimbunnya rerumputan. (Kakak ingat tidak, Mami selalu berteriak ngeri memperingatkan Kakak dengan Adik supaya tidak dikencingi si kodok yang dipegangi perutnya sampai si kodok sesak nafas. Tapi belum sempat Mami selesai bicara, si kodok pasti sudah mengencingi tangan adik Farrel). Kodok-kodok itu sekarang sudah berhenti bernyanyi, karena mereka tidak lagi mendengar suara tawa dan teriakan kakak dan adik di parkiran ini.
Kakak tercinta,
Parkiran di samping hotel ini jadi berbeda sejak tidak ada kakak dengan adik. Tidak ada yang mencuri-curi bermain hujan, tidak ada yang mengotori lantai hotel dengan jejak kaki-kaki kecil yang tidak mau pakai sandal, tidak ada teriakan ribut dua anak kecil berebut kodok, tidak ada kakak yang suka tiba-tiba mencium Mami dengan sayang, atau pelukan hangat adik yang merayu minta digendong ke pinggir jalan (bayangkan tulang-tulang Mami 'menjerit' menggendong adik yang beratnya 30 kilo!), tidak ada yang merengek minta dibelikan es krim dan susu ultra di toko sebelah, tidak ada yang menemani Mami di teras lantai dua sambil minta diceritakan tentang Alien yang akan datang menjemput kita untuk keliling dunia di waktu malam, semua tidak ada lagi. Semuanya berubah sejak Kakak dan Adik tidak ada disini.
Sore ini, Mami duduk sendiri di parkiran. Di langit, muncul dua pelangi bersusun yang warnanya indah sekali. Mami yakin, para malaikat mengirimkan dua pelangi itu untuk mengingatkan Mami, biarpun semua yang ada disini sudah berubah, tetapi rasa sayang dan cinta Mami untuk kakak dan adik tidak akan pernah berubah.
Di ujung sana, kalau kakak dan adik melihat pelangi yang sama, Mami cuma mau kalian tahu, suatu hari Mami akan datang menjemput kalian kembali, agar kalian bisa berlari-lari lagi di parkiran ini. Menemani Mami, dan ngafe bersama setiap sore.
Mami ingin kalian tahu, cinta Mami kepada kalian tidak akan pernah hilang. Temani adik ya kak, jaga dan sayangi adik sampai Mami datang menjemput kalian.
Love,
M a m i
M a m i
(Mamuju, 21 Juli 2010)