17 Pebruari 2018
Sama seperti Ke’te Kesu,
Buntu Londa atau Londa adalah kompleks kuburan batu pada sebuah gunung. Waktu masuk
di area ini kami diberi tiket utk wisman seharga 30 ribu tapi berlaku untuk 2
orang. Karena aslinya sih cuma 15 ribu kalo wisatawan local. Berhubung tiket
lokalnya habis, jadilah kami diberi tanda bukti bayar ala wisatawan
mancanegara.
Setelah parkir mobil di
area parkiran yang cukup teduh, saya berjalan masuk memasuki sebuah pintu
gerbang melewati undakan-undakan tangga. Di pinggiran undakan berjejer lampu
petromaks. Lampu-lampu ini disewakan seharga 15 ribu untuk masuk ke gua-gua di
pekuburan tamu. Seorang teman yang pernah masuk kesana menceritakan bahwa jalan
yang harus dilewati cukup sempit. Kita harus jongkok-jongkok segala dibeberapa
titik. Sudahlah…. Saya lihat-lihat bagian luar saja. Males masuk-masuk ke
dalam. Yang asyik disini areanya bisa dipakai untuk olahraga. Jalannya naik
turun dan lumayan jauh. Ditambah lagi deretan pohon kopi yang sedang berbunga
dan cuaca yang sejuk, asyik banget dipakai jalan santai setiap hari. Di tiket
masuk juga tertera untuk rekreasi dan tempat olahraga. Cucok deh.
Setelah jalan keliling
di area kuburan batu dengan nafas yang terputus-putus karena capek, baru berasa
kalo kelaparan. Secara tadi waktu mau jalan cuma sarapan kopi dan pisang goreng. Keliling-keliling
di parkiran nyari tempat makan, yang ada cuma kios-kios kecil menjual mie siram. Yo
wes lah. Rasa lapar ini lebih menyiksa. Nggak sanggup harus jalan lagi dan
nyari makan di luar. Jadilah kami makan indomai ples kacang goreng disitu. Saya
lumayan kalap lihat sambel. Ternyata pedisnya minta ampun. Perpaduan yang
komplit. Capek, lapar, kepedesan, dan hidung yang mencair….
Tapi kalo sama kamu apapun terasa romantis..... jiaaaaah....
Next wisata pemandian
alam Tilanga…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar